Menko Pangan: Program MBG bukan hanya soal gizi, tapi bangun ekonomi rakyat

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa kebijakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah strategis pemerintah untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup serta mendorong kemandirian pangan nasional.

Update: 2025-10-28 14:20 GMT

Sumber foto: Hamzah Aryanto/elshinta.com.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa kebijakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah strategis pemerintah untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup serta mendorong kemandirian pangan nasional.

Program ini menjadi upaya besar dalam mewujudkan Indonesia yang sehat, produktif, dan mandiri di sektor pangan.

Menurut Zulhas sapaan akrabnya, kebijakan makan bergizi gratis memerlukan dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat, termasuk pelaku usaha di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.

“Lahirnya kebijakan dari Presiden Prabowo ini agar anak-anak Indonesia cukup gizi. Karena itu, kita semua perlu dukungan untuk melaksanakan program ini,” ujar Zulkifli Hasan di Gedung Dewan Dakwah Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Ia menjelaskan, tahun ini pemerintah menargetkan penyediaan 82,9 juta porsi makanan bergizi untuk anak-anak di seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, perlunya kebutuhan tersebut untuk mencakup 82 juta ekor ikan, 82 juta potong ayam, serta sayur, buah, dan nasi setiap hari.

“Kalau program ini berjalan, maka kebutuhan pangan itu akan berdampak besar pada masyarakat. Setiap hari akan ada kegiatan ekonomi yang hidup dari petani, peternak, hingga pedagang kecil,” jelasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto, Selasa (28/10). 

Ia menegaskan, program MBG tidak hanya berdampak pada perbaikan gizi anak, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi rakyat.

“Nanti seluruh rakyat Indonesia bisa menjadi peternak ayam, petani sayur, atau nelayan yang menjual hasilnya ke program MBG. Anak-anak mendapat gizi, orang tua mendapat penghasilan,” tuturnya.

Zulkifli juga menyoroti pentingnya swasembada pangan agar program makan bergizi dapat berkelanjutan tanpa bergantung pada impor.

“Kalau kita ingin menyediakan makan bergizi, maka kita harus swasembada pangan. Jangan sampai kita harus impor lagi,” tegasnya.

Untuk itu, pemerintah tengah menyiapkan pembangunan besar-besaran di sektor pertanian, termasuk peningkatan produksi karbohidrat seperti padi, gandum, dan jagung, serta penguatan produksi protein hewani seperti ikan, ayam, dan telur.

“Program ini bukan hanya soal gizi, tapi juga pembangunan ekonomi yang melibatkan masyarakat kecil. Dampaknya akan sangat luas bagi kesejahteraan bangsa,” pungkasnya.

Tags:    

Similar News