Semester Pertama, Sekolah Rakyat alami kemajuan di berbagai aspek
Mensos Gus Ipul
Program Sekolah Rakyat yang telah berjalan hampir satu semester menunjukkan perkembangan positif. Kemajuan terlihat pada aspek fisik dan kesehatan, psikososial dan talenta, serta capaian akademik siswa.
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Muhammad Nuh mengatakan ketiga aspek tersebut menjadi indikator utama evaluasi pelaksanaan Sekolah Rakyat.
“Sekolah Rakyat sudah hampir satu semester berjalan. Oleh karena itu saat paling tepat sekarang ini melakukan evaluasi pelaksanaan dari Sekolah Rakyat,” ujar M. Nuh usai menghadiri Doa Bersama untuk Sumatra di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (29/12/2025).
Ia menjelaskan, evaluasi dilakukan secara komprehensif. Pada aspek fisik dan kesehatan, kondisi siswa dipetakan sejak awal masuk, kemudian dibandingkan setelah satu semester pembelajaran.
“Waktu masuk dulu seperti apa, berat badan, tinggi badan (hingga) tingkat kesehatan dan kebugarannya. Setelah satu semester apa yang berubah. Before and after dari sisi kesehatan dan kebugaran,” katanya.
Aspek psikososial dan talenta juga menjadi perhatian. Menurut M. Nuh, setiap siswa memiliki peta talenta yang menjadi dasar pendekatan pembelajaran di Sekolah Rakyat.
“Setiap anak punya kartu yang namanya talenta. Berangkat dari talenta inilah sebenarnya yang ingin kita kembangkan. Tidak hanya aspek akademiknya semata,” ujarnya.
Sementara itu, capaian akademik dinilai seiring dengan perkembangan fisik dan talenta siswa. M. Nuh mencontohkan seorang siswa SRMA 13 Bekasi bernama Azril yang awalnya belum mampu membaca dan menulis, namun mengalami peningkatan signifikan.
“Itu tadinya tidak bisa baca-tulis karena kondisi tertentu. Tapi dengan dengan peta talenta, kita ketahui peta talentanya punya semangat yang kuat. Maka Alhamdulillah dengan pendekatan yang tepat akhirnya di bisa membaca dan menulis, bahkan ranking tiga di kelasnya,” ungkapnya.
Hasil evaluasi menyeluruh Sekolah Rakyat dijadwalkan keluar pada Januari 2026, dengan penilaian juga mencakup dampak sosial melalui Social Return on Investment (SROI).
“Sekolah Rakyat bukan profit oriented, tapi investasi sosial, maka yang kita ukur adalah SROI - nya berapa. Sehingga dari situ tidak hanya diukur dari jumlah lulusannya berapa. Tetapi nilai sosial berapa yang bisa kita telurkan dari Sekolah Rakyat itu,” jelas M. Nuh.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyatakan secara umum penyelenggaraan Sekolah Rakyat di 166 daerah berjalan dengan baik, meski masih terdapat sejumlah hal yang terus dibenahi.
“Alhamdulillah secara umum penyelenggaraan Sekolah Rakyat tahun ini bisa terselenggara dengan baik. Hari ini kita lihat bagaimana proses belajar mengajar di Sekolah Rakyat mulai menampakkan hasil-hasilnya,” kata Gus Ipul.
Ia menambahkan, evaluasi dilakukan terhadap Sekolah Rakyat yang mulai berjalan sejak Juli di berbagai daerah. Gus Ipul juga mengaku terharu melihat potensi siswa yang mulai berkembang. “Saya merasa terharu karena mulai nampak bakat-bakat dari siswa Sekolah Rakyat,” ujarnya.
Menurut Gus Ipul, sejak awal siswa Sekolah Rakyat tidak melalui tes akademik. Proses dimulai dengan pemeriksaan kesehatan dan pemetaan talenta menggunakan teknologi DNA Talent berbasis kecerdasan buatan.
“Dari situ kita bisa mengetahui dan sekaligus nanti membimbing serta mengarahkan sebaiknya mereka nanti berprofesi di bidang apa,” katanya.
Ia menegaskan, sesuai arahan Presiden Prabowo, lulusan Sekolah Rakyat diarahkan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau menjadi tenaga kerja terampil, termasuk melalui jalur wirausaha dengan pendampingan lintas kementerian.
“Pada prinsipnya, kita sudah memikirkan hilirisasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat ini. Lulusannya seperti apa nanti, tindak lanjutnya dan proses-proses pendidikan yang harus dilakukan di lingkungan Sekolah Rakyat,” pungkasnya.
Hingga saat ini, Sekolah Rakyat telah beroperasi di 166 lokasi dengan daya tampung 15.820 siswa, didukung oleh sekitar 10.500 guru dan 4.442 tenaga kependidikan.
Penulis: Rizki Rian Saputra/Ter


