TNI siap kirim pasukan perdamaian ke Ukraina dan Gaza
Kendaraan tempur jenis Tank Leopard 2RI milik TNI terparkir di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (18/9/2025). TNI akan menggelar pameran, defile alutsista dan simulasi tempur yang melibatkan 100 ribu personel terdiri atas pasukan tiga matra yakni TNI AD, AU dan AL pada 21-22 September 2025 dalam rangka persiapan HUT ke-80 TNI pada 5 Oktober 2025. ANTARA FOTO/Naufal Khoirulloh/rwa.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan pihaknya siap mengirimkan pasukan perdamaian di tempat konflik baru seperti Jalur Gaza dan Ukraina jika telah mendapatkan perintah dari Presiden dan lampu hijau dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
"Pengerahan pasukan TNI ke wilayah konflik baru seperti Gaza maupun Ukraina harus melalui mekanisme PBB dan persetujuan dari pemerintah Indonesia. TNI siap jika mendapatkan mandat," kata Freddy di Jakarta, Jumat (26/09).
Hal tersebut dikatakan Freddy merespons soal komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum PBB yang mendukung penuh terjadinya perdamaian dunia dengan beragam cara, salah satunya mengirimkan pasukan perdamaian ke wilayah konflik.
Freddy menilai TNI sudah memiliki rekam jejak yang cukup panjang dalam hal mengirimkan pasukan perdamaian bersama PBB. Beberapa wilayah konflik pun sudah menjadi tempat langganan penugasan pasukan perdamaian Indonesia seperti Lebanon dan Afrika.
TNI juga beberapa kali mengirimkan bantuan pangan dan logistik ke wilayah Gaza menggunakan metode airdrop menggunakan pesawat Hercules TNI AU.
Dengan ragam pengalaman tersebut, Freddy memastikan TNI siap mendukung keinginan Prabowo menciptakan perdamaian dunia.
"TNI pada prinsipnya selalu siap menindaklanjuti setiap kebijakan pemerintah, termasuk kemungkinan pengerahan pasukan di bawah bendera PBB," kata Freddy.
Pada Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan pada 23 September 2025 di New York, Presiden Prabowo Subianto mendapat kehormatan menjadi pembicara ketiga. Presiden Prabowo berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dua tokoh dunia yang sangat diperhitungkan.
Penampilan Presiden Prabowo ini mendapat sambutan baik dan menjadi sorotan positif dari komunitas internasional sebagai wujud nyata kiprah Indonesia di panggung dunia.
Pidato Presiden Prabowo di forum tertinggi PBB tersebut menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan kembali perannya sebagai negara yang aktif dan progresif dalam menghadapi isu global. Mulai dari keamanan, pangan, energi, hingga perubahan iklim dan perdamaian dunia.
Selain pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo juga berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Internasional untuk Penyelesaian Damai Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara yang digelar sehari sebelumnya. Ini memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam isu-isu perdamaian yang strategis dan kemanusiaan di tingkat global.