Desa Utak Atik, model inovasi komunitas masa depan Indonesia
CAST Foundation bersama Meaningful Design Group MDG dan Fab Lab Bali meluncurkan pameran Desa Utak Atik, bagian dari proyek Desa Hidrogen Hijau, sebuah inisiatif inovasi berbasis komunitas di Desa Serangan, Bali.
Sumber foto: Eko Sulestyono/elshinta.com.
CAST Foundation bersama Meaningful Design Group MDG dan Fab Lab Bali meluncurkan pameran Desa Utak Atik, bagian dari proyek Desa Hidrogen Hijau, sebuah inisiatif inovasi berbasis komunitas di Desa Serangan, Bali.
Proyek ini menghadirkan model pembangunan alternatif yang memadukan teknologi bersih, kearifan lokal, dan pemberdayaan masyarakat untuk menjawab tantangan pembangunan dan transisi energi di Indonesia.
Desa Hidrogen Hijau dikembangkan sebagai pendekatan bottom-up, yang menempatkan masyarakat desa sebagai pelaku utama inovasi—bukan sekadar penerima teknologi.
Model ini dirancang untuk memantik nalar kritis masyarakat tentang pola hidup berkelanjutan, menjaga ekosistem pesisir, serta memastikan teknologi maju dapat diterapkan sesuai konteks sosial dan budaya lokal.
Ditengah pertumbuhan ekonomi dan tekanan krisis iklim, Desa Hidrogen Hijau menawarkan tiga fokus utama: Pertama, ketahanan ekonomi lokal, melalui pengembangan keterampilan fabrikasi digital dan energi bersih yang membuka peluang kerja baru di luar sektor tradisional.
Kedua, perlindungan ekosistem, dengan pendekatan teknologi yang selaras dengan lanskap pesisir dan kehidupan masyarakat Serangan.
Ketiga, teknologi kontekstual, yang tidak memaksakan solusi seragam, melainkan menyesuaikan inovasi dengan kondisi geografis dan budaya setempat.
Di Bali, kreativitas telah lama hidup melalui seni, kerajinan, ritual, dan sistem sosial seperti banjar dan Subak. Desa Hidrogen Hijau membangun inovasi dengan berangkat dari praktik-praktik tersebut.
Kearifan lokal berperan sebagai landasan sosial agar teknologi dapat diterima, digunakan, dan dikelola secara berkelanjutan. Pendekatan ini memastikan inovasi tidak mengganggu keseimbangan sosial-ekologis, melainkan memperkuatnya.
Sebagai bagian dari program Desa hidrogen Hijau, tim mendirikan Kios Utak Atik, sebuah ruang bersama yang permanen di Desa Serangan untuk belajar dan bereksperimen dengan teknologi.
Anak-anak dan remaja Serangan dilibatkan secara langsung dalam berbagai kegiatan seperti perakitan, perbaikan perangkat, dan pengenalan teknologi energi bersih.
“Lokakarya yang kami lakukan bertujuan menumbuhkan daya pikir kritis generasi muda Serangan agar mereka akrab dengan teknologi dan dapat menjadi pelaku utama masa depan berkelanjutan di daerahnya,ˮ kata Wan Zaleha Radzi, Founding Partner CAST Foundation, Senin (8/12).
Proyek Desa Hidrogen Hijau dikembangkan di Desa Serangan, yang dipilih karena kesesuaiannya dengan kondisi lingkungan Bali, khususnya wilayah pesisir.
Serangan adalah desa pulau kecil di Denpasar Selatan, dihuni sekitar 4.080 penduduk yang terbagi dalam enam banjar dan satu Kampung Bugis.
Sistem banjar adalah organisasi sosial tradisional di Bali yang berfungsi sebagai wadah gotong royong dan pengaturan kehidupan masyarakat berdasarkan adat istiadat setempat.
Sementara Kampung Bugis adalah wilayah desa yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Infrastruktur komunitas Desa Serangan, menjaga dinamika keharmonisan banjar dan kampung tetap baik hingga saat ini.
“Masih banyak yang perlu dibenahi sebenarnya, tapi semua itu tidak bisa instan, perlu kesadaran masyarakat yang bertahap untuk bisa saling menjaga keharmonisan sosial dan memahami potensi kekayaan alam yg ada di Serangan iniˮ, kata Kaling Wayan, Kepala Lingkungan Banjar Dukuh, salah satu banjar di Desa Serangan.
Teknologi hidrogen hijau dikenal memiliki densitas energi berbasis massa yang tinggi. Sebagai perbandingan, baterai lithium-ion menyimpan energi jauh lebih kecil.
Perbedaan ini menunjukkan potensi hidrogen sebagai pembawa energi untuk kebutuhan tertentu, meskipun dalam praktiknya kinerja sistem sangat dipengaruhi oleh metode penyimpanan, konversi energi, dan desain infrastruktur pendukung.
Dari sisi keberlanjutan, pengembangan hidrogen hijau di Serangan memanfaatkan potensi energi surya Bali yang tinggi, dengan rata-rata radiasi matahari sekitar 4,8 kWh/m2 per hari.
Dengan sumber daya tersebut, desa dapat memproduksi energi bersih secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus menjaga kelestarian garis pantai dan ekosistem pesisir.
Pendekatan ini menegaskan bahwa transisi energi tidak harus selalu dimulai dari proyek berskala besar, melainkan dapat tumbuh dari desa sebagai unit sosial dan ekologis yang utuh.
Pendekatan berbasis desa ini menunjukkan bahwa transisi energi dapat diujicobakan dan dikembangkan secara bertahap pada skala komunitas, dengan tetap memperhatikan kondisi sosial dan ekosistem pesisir setempat
Desa Hidrogen Hijau melibatkan kelompok peneliti dan inovator lokal dan internasional yang berasal dari latar belakang keahlian yang berbeda seperti desain, fabrikasi digital, teknik, biologi, serta ahli dalam pengembangan proyek dan program taraf internasional.
Inisiatif yang diusung oleh CAST Foundation, Meaningful Design Group dan Fab Lab Bali ini sebagai bagian dari Koalisi Bali Emisi Nol Bersih Koalisi ENB 2045 yang di dalamnya terdapat anggota lain yaitu World Resources Institute WR Indonesia, Institute for Essential Services Reform IESR, New Energy Nexus NEX Indonesia, dan Azura Indonesia, serta didukung penuh oleh ViriyaENB.
Akses Pengetahuan Global di Tingkat Desa
Melalui jaringan global MIT Fab Lab Network, Fab Lab Bali menghubungkan riset dan teknologi internasional dengan kebutuhan lokal masyarakat Serangan.
“Dengan bekerja di konteks lokal, kami melihat bagaimana teknologi maju dapat diterapkan dengan pendekatan yang lebih relevan, menghormati budaya dan kondisi setempat,ˮ kata Tomas Diez, Founding Partner Meaningful Design Group.
Desa Utak Atik sebagai Arsip Hidup Inovasi
Desa Utak Atik juga diwujudkan dalam bentuk pameran dan arsip hidup yang mendokumentasikan proses pengembangan proyek, mulai dari prototipe, uji lapangan, hingga kolaborasi bersama masyarakat.
Pameran ini menampilkan bagaimana inovasi dapat berkembang ketika teknologi, budaya, dan partisipasi warga berjalan beriringan.
Desa Utak Atik adalah pameran puncak dari perjalanan Desa Hidrogen Hijau sebuah ruang di mana eksperimen, kolaborasi komunitas, dan inovasi energi bersih berpadu untuk mencari jalur alternatif dalam menghadapi tantangan krusial yang dialami komunitas lokal Bali.
Pameran ini berfungsi sebagai arsip hidup dari keseluruhan proses proyek di Desa Serangan: mulai dari prototipe awal, uji lapangan, workshop, inisiatif yang dipimpin Banjar, hingga intervensi ekologis yang dikembangkan bersama masyarakat setempat.
Melalui demonstrasi interaktif, cerita, dan instalasi yang mengajak pengunjung untuk terlibat langsung, Desa Utak Atik memperlihatkan bagaimana sistem regeneratif dapat dibangun ketika teknologi, budaya, dan kepedulian kolektif saling bertemu.
Pameran ini merayakan semangat “utak-atik kegembiraan bereksperimen, berkreasi bersama, dan terus belajar sambil menghadirkan model masa depan energi bersih yang digerakkan oleh komunitas.
“Di Desa Utak Atik ini kita bisa melihat inovasi terbuka yang melibatkan masyarakat, inovasi rendah biaya yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Demokratisasi teknologi membuka dan memberikan kesempatan kepada semua orang untuk berinovasi,” kata Ilham Habibie, Founding Partner CAST Foundation dan Meaningful Design Group.
“Masyarakat Indonesia itu mampu dan bisa bersaing dalam bidang inovasi dan teknologi, asalkan diberi kesempatan, diberi arahan, dan dibangun kepercayaan dirinya ˮ, tegasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Eko Sulestyono, Senin (8/12).
Culture Art Science Technology (CAST) Foundation adalah sebuah yayasan yang berbasis di Jakarta yang mendukung desain yang bermakna dan ekosistem yang berkelanjutan bagi masyarakat dan planet ini melalui inovasi-inovasi yang ditemukan di persimpangan antara budaya, seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Untuk informasi lebih lanjut Website CAST Foundation dan Instagram CAST Foundation.
Meaningful Design Group: Fab Lab Bali adalah sebuah laboratorium inovasi terbuka bagi masyarakat untuk mengusulkan dan mengembangkan intervensi bermakna yang memperkaya, memberdayakan, dan meningkatkan ekonomi regeneratif Bali yang sedang berkembang dengan menyediakan akses ke fabrikasi digital, alat pembuatan prototipe, teknologi, dan pendidikan.