Pengunjung saba budaya Badui mulai ramai buru buah durian

Pengunjung saba budaya Badui mulai ramai memburu buah durian di permukiman masyarakat adat di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, sehingga dapat menopang perekonomian di daerah itu.

Update: 2025-10-21 13:50 GMT

Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Pengunjung saba budaya Badui mulai ramai memburu buah durian di permukiman masyarakat adat di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, sehingga dapat menopang perekonomian di daerah itu.

"Kita meyakini banyak yang berkunjung ke saba budaya Badui untuk menikmati buah durian," kata Sekretaris Desa Kanekes Kabupaten Lebak Medi saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Selasa.

Peningkatan kunjungan saba budaya Badui dari berbagai daerah di Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Bahkan, kunjungan saba budaya Badui pada liburan akhir pekan menembus 500-700 orang, padahal biasa di bawah 100 orang.

Peningkatan kunjungan saba budaya Badui tersebut, karena mulai memasuki musim panen buah durian.

Selama ini, produksi buah durian Badui memiliki keunggulan, selain organik juga beraroma, buahnya tebal dan rasanya manis.

Selain itu, juga harganya relatif murah dan terjangkau berkisar antara Rp50 ribu sampai Rp100 ribu.

Perkebunan buah durian di kawasan permukiman masyarakat adat hampir semua petani Badui mengembangkan dan melarang melakukan penebangan pohon.

Karena itu, perkebunan buah durian lokal menjadi andalan ekonomi masyarakat adat Badui Luar maupun Badui Dalam.

"Kami memastikan panen durian serentak awal November 2025 dan kunjungan saba budaya Badui bisa di atas 3.000 orang per hari," katanya.

Asep (45), seorang petani mengatakan, pihaknya kini mulai memanen buah durian dan dijual di kawasan permukiman Badui hingga habis dibeli pengunjung saba budaya Badui.

Puncak panen buah durian secara serentak diperkirakan pada bulan November sampai Januari, seperti tahun-tahun lalu.

"Pengunjung saba budaya Badui, Minggu (19/10) banyak yang datang ke sini untuk menikmati buah durian," katanya.

Jamal (50), seorang pedagang durian di Kadu Ketug kawasan pemukiman Badui mengatakan, dirinya menjual buah durian di rumah, namun jumlahnya relatif kecil sehingga laku keras dibeli oleh pengunjung saba budaya yang ke sini.

"Kami menjual durian itu sekitar 700 buah dan dijual berkisar antara Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per buah dan habis terjual ," kata Jamal.

Sementara itu, Dani (30) warga Ranggkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan, dirinya membeli durian dari kawasan permukiman Badui akhir pekan dengan membeli sebanyak 10 buah dengan harga Rp500 ribu.

"Kami merasa senang buah durian Badui tidak ada yang gagal dan semuanya manis dan beraroma," kata Dani.

Tags:    

Similar News