Melihat dari dekat tradisi 'nyiramkeun' benda pusaka Kerajaan Talaga Manggung

Elshinta.com, Ritual 'nyiramkeun' benda pusaka Kerajaan Talaga Manggung digelar di Museum Talaga Manggung, Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka.

Update: 2022-09-15 13:55 GMT
Sumber foto: Enok Carsinah/elshinta.com.

Elshinta.com - Ritual 'nyiramkeun' benda pusaka Kerajaan Talaga Manggung digelar di Museum Talaga Manggung, Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka.

Kegiatan diawali dengan kirab budaya yang menampilkan simbol ratu kerajaan Talaga Manggung. Kirab dilakukan dari Kantor Kecamatan Talaga menuju Museum Talaga Manggung yang berjarak sekitar 300 meter. 

Setelah itu dilakukan prosesi nyiramkeun benda pusaka yang ada di Talaga Manggung yang dilakukan oleh para sesepuh, dengan menggunakan air untuk pencucian benda-benda pusaka yang berasal dari 9 sumber mata air (Ci Nyusu) yang diambil oleh kuncen menggunakan tempat penyimpanan yang berasal dari bambu kuning. 

Bupati Majalengka Karna Sobahi, mengatakan, nyiramkeun pusaka sudah menjadi agenda rutin setiap tahun dan berharap ucapara adat ini bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk dunia pariwisata di Kabupaten Majalengka. 

Disamping itu kata Bupati, ritual seperti ini merupakan kekayaan budaya dan kearifan lokal di wilayah Talaga demi melestarikan benda-benda peninggalan kerajaan Talaga Manggung. 

"Kami senantiasa mendorong dan mendukung pengembangan pelestarian kebudayaan serta pemanfaatan kebudayaan khususnya di sektor Pariwisata," kata Bupati seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Enok Carsinah, Kamis (15/9). 

Sementara panitia yayasan Talaga Manggung Teten menjelaskan kegiatan nyiramkeun wajib dilaksanakan pada tanggal belasan di hari Senin bulan Safar. 

Sebab kata Teten, waktu tersebut merupakan waktu masuknya Islam Raden Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum hingga waktu meninggalnya Sunan Talaga Manggung. 

"Kegiatan ini selalu dilakukan pada hari Senin atau di Bulan Safar di tanggal belasan. Masuk Islamnya Raden Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum terjadi di hari Senin bulan Safar dan meninggalnya Sunan Talaga Manggung terjadi juga di hari Senin bulan Safar," ucapnya. 

Masih dijelaskannua, nyiramkeun sendiri merupakan kegiatan membersihkan artefak peninggalan Kerajaan Talaga Manggung yang disimpan oleh keturunannya. 

Sementara, air yang digunakan untuk menyirami benda-benda pusaka tersebut sendiri diambil dari 9 mata air yang terdapat dari bekas wilayah Kerajaan Talaga Manggung.

Tags:    

Similar News