Malang butuh sosok wali kota baru
Usai Pemilu 2024, tantangan bagi warga kota Malang adalah mempersiapkan pilihan wali kota dan wakilnya dalam Pilkada Serentak yang bakal digelar Nopember 2024 mendatang.
Elshinta.com - Usai Pemilu 2024, tantangan bagi warga kota Malang adalah mempersiapkan pilihan wali kota dan wakilnya dalam Pilkada Serentak yang bakal digelar Nopember 2024 mendatang.
“ini sangat penting untuk dibahas apalagi dengan situasi politik saat ini,” ujar Sam Wes, penyelenggara acara Nokat Gus Farih dalam membahas masa depan Kota Malang, Senin (8/4).
Sementara itu Ahmad Farih Sulaiman mengungkapkan upaya awal ini menjadi salah satu cara pendidikan politik di masyarakat.
“Sangat perlu pembahasan terkait masa depan Kota Malang dan melalui forum seperti ini dapat mengungkap berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat Kota Malang,” kata Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Malang yang juga ketua GP Ansor Kota Malang tersebut di sela-sela acara di Rumah Keberagaman di Jalan Bogor no.1 Kota Malang.
Disinggung terkait siapa calon dari PKB, Gus Farih mengungkapkan hingga kini partai belum menentukan siapa yang nantinya bakal diusung sebagai calon wali kota dan wakilnya.
“PKB dan partai lainnya masih belum memunculkan siapa namun PKB terbuka untuk siapa saja kader terbaik yang punya visi kedepan menata Kota Malang,” ucapnya.
Disingung terkait mengikuti Pilpres, Sekretaris DPC PKB Kota Malang masih belum memberikan ketegasan. “Wah ini mulai menyerempet, meski ada pembicaraan untuk membawa Pilres ke Pilgub maupun Pilkada,” tambahnya.
Hanya saja Kota Malang saat ini membutuhkan sosok wali kota yang dapat mempertahankan tradisi Malang yang dikenal merampungkan persoalan dengan bertanya.
“Bahasanya takon (bertanya.red) dan dari bertanya inilah maka akan diperoleh solusi terbaik mengatasi beragam permasalahan yang ada tentu saja dengan melibatkan semua instrumen yang ada di masyarakat, akademisi di kampus dan media,” tandasnya.