Relawan kebencanaan diajari bahasa isyarat dan pijat kretek
Kota Malang, Jawa Timur menjadi kota ke dua setelah Kediri dalam program Sambang Dulur Sinau Bareng atau SDSB yang merupakan salah satu program dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jawa Timur.
Elshinta.com - Kota Malang, Jawa Timur menjadi kota ke dua setelah Kediri dalam program Sambang Dulur Sinau Bareng atau SDSB yang merupakan salah satu program dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jawa Timur.
Ketua Panitia SDSB, Benny Wibisono dari BKBP Pemuda Pancasila Kota Malang mengungkapkan acara SDSB ini diikuti relawan, masyarakat dan perguruan tinggi.
“Ini kegiatan kedua setelah digelar di Kediri, dan diluar ekspektasi karena dari kuota 250 orang ternyata diikuti hampir 500 orang dan mendapat dukungan penuh dari Ketua DPRD Kota Malang termasuk menggunakan Gedung DPRD Kota Malang untuk menggelar kegiatan ini,” kata Benny seperti dilaporkan Kontributor Elshinta El-Aris, Senin (24/6).
Yang menarik dalam giat ke dua tersebut juga ada pelatihan bahasa isyarat dan pijat kretek.
“ini sangat penting bagi relawan dimana dengan mengikuti pelatihan bahasa isyarat sangat bermanfaat karena dapat membantu relawan dalam menghadapi kebencanaan utamanya dalam membantu bagi para disabilitas tuna runggu, sementara untuk pijat kretek adalah untuk membantu relawan yang kelelahan disamping itu juga dapat membantu memberikan jasa pijat kretek bagi masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.
Sedangkan peserta, tambah Benny selain relawan Malangraya juga diikuti daerah lain seperti Pasuruan, Probolinggo, Surabaya termasuk personil TNI dan para Babinsa dan Babinkamtibnas di Kota Malang.
Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Rimza Jubair sangat pengapresiasi pelaksanaan SDSB yang digelar FPBR Jawa Timur.
“DPRD Kota Malang memberikan dukungan secara penuh dan berharap ada semacam pelatihan serupa baik itu bahasa isyarat maupun pijat kretek secara berkelanjutan dan tidak hanya pada relawan namun juga melibatkan masyarakat secara lamgsung,” tandasnya.