Dana operasional RT/RW di Jakarta naik 25 persen mulai Oktober 2025

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengungkapkan bahwa dana operasional untuk pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di Jakarta akan naik sebesar 25 persen mulai Oktober 2025.

Update: 2025-07-23 15:44 GMT
Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Elshinta.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengungkapkan bahwa dana operasional untuk pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di Jakarta akan naik sebesar 25 persen mulai Oktober 2025.

“Jadi kenaikannya secara bertahap. Untuk Oktober ini kami naikkan 25 persen,” kata Pramono saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Rabu.

Pramono mengakui bahwa kenaikan ini akan menambah beban anggaran daerah karena jumlah RT dan RW di Jakarta cukup banyak, yakni sekitar 30.900.

“Karena naik 25 persen saja dengan sejumlah RT/RW yang begitu banyak, beban anggarannya juga cukup besar,” kata Pramono.

Kendati demikian, Pramono menegaskan bahwa dirinya tetap berkomitmen menepati janji yang pernah disampaikan saat masa kampanye.

Pramono mengatakan, kenaikan dana operasional RT dan RW akan dilakukan secara bertahap hingga mencapai target yang pernah dijanjikan.

“Tetapi saya selalu orang yang konsisten dengan apa yang saya janjikan dan berikutnya nanti secara perlahan akan kami naikkan,” kata Pramono.

Adapun kenaikan dana operasional RT dan RW merupakan salah satu janji kampanye Pramono Anung bersama Wakil Gubernur Rano Karno dalam Pemilihan Gubernur Jakarta 2024.

Kala itu, Pramono berencana menaikkan dana operasional bagi pengurus lingkungan hingga dua kali lipat.

"Di era kepemimpinan kami kalau diberikan kesempatan, yang namanya biaya operasional untuk RT bisa di-'double'-kan jadi Rp4 juta, RW jadi Rp5 juta," kata Pramono saat diwawancarai awak media di Museum MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (3/9).

Menurut Pramono, saat ini, biaya operasional RT hanya Rp2 juta, sementara RW Rp2,5 juta per bulan. Padahal, kata Pramono, jumlah RT dan RW di Jakarta tidak terlalu banyak, sekitar 30.900.

Jika biaya operasional RT masing-masing ditambah menjadi Rp4 juta dan RW Rp5 juta per bulan, totalnya sekitar Rp68 miliar.

Tags:    

Similar News