Bantul rencanakan seragam sekolah gratis bagi siswa baru pada 2026

Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta merencanakan seragam sekolah gratis bagi siswa dan siswi baru sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama (SD dan SMP) daerah tersebut pada tahun anggaran 2026.

Update: 2025-08-18 11:22 GMT
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Bantul Nugroho Eko Setyanto. ANTARA/Hery Sidik

Elshinta.com - Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta merencanakan seragam sekolah gratis bagi siswa dan siswi baru sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama (SD dan SMP) daerah tersebut pada tahun anggaran 2026.

"Untuk pengadaan seragam kita rencanakan di tahun 2026 akan diberikan seragam gratis untuk siswa siswi yang ada di Kabupaten Bantul. Ini adalah khusus untuk siswa siswi atau murid baru di tahun 2026," kata Kepala Disdikpora Bantul Nugroho Eko Setyanto di Bantul, Senin (18/8).

Menurut dia, pemberian seragam sekolah gratis bagi siswa baru jenjang SD dan SMP sederajat di Bantul tersebut sebagai bagian dari upaya pemerintah daerah meringankan beban orang tua siswa, mengingat kepemilikan seragam menjadi kewajiban siswa dan untuk membeli biayanya tidak murah.

"Sehingga nanti harapan kita untuk bisa meringankan beban dari orang tua, dan juga selanjutnya kita masih akan cek lagi semoga semuanya bisa terlaksana dengan baik dari siswa di SD maupun SMP dan sederajat," katanya.

Meski demikian, pihaknya tidak membeberkan secara detail kebutuhan anggaran untuk pengadaan seragam sekolah gratis bagi semua siswa di Bantul, karena instansinya masih harus menghitung kembali jumlah siswa baru dan juga harga daripada kain seragam itu sendiri.

"Anggarannya lumayan, dan sudah kita usulkan, sudah kita hitung, cuma nanti di tahun 2026 kita cek kembali dan hitung kembali baru ketahuan berapa biaya, dan ini masih dalam proses pengadaan barang dan jasa, jadi masih harus banyak proses yang kita lalui," katanya.

Nugroho menjelaskan, berdasarkan hasil kesepakatan sementara, pemberian seragam tersebut direncanakan berbentuk kain. Dengan begitu, masing masing orang tua atau wali siswa yang akan menjahit sendiri, sehingga para siswa bisa mendapatkan seragam yang pas.

Dia mengatakan, sebab apabila seragam sekolah tersebut diberikan dengan ukuran umum, dikhawatirkan tidak sesuai dengan ukuran badan para siswa siswi, karena misalnya ukuran L anak satu dengan ukuran L anak lainnya terkadang tidak sama.

"Jadi, dengan adanya seragam ini diharapkan bisa lebih pas dan nyaman ketika dipakai oleh anak-anak. Dan harapan kita adalah para penjahit di Kabupaten Bantul bisa ikut berpartisipasi dan mengalami peningkatan roda perekonomian," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Bantul Herry Fahamsyah mengatakan, dalam pembahasan antara legislatif dan yudikatif, ada beberapa skema pemberian seragam sekolah yakni seragam baru jadi atau segaram baru berbentuk kain.

"Kami di Komisi D mendorong agar wujud seragam berbentuk kain saja, agar masing-masing siswa jahit sendiri. Tetapi, tidak termasuk ongkos jahit. Karena kalau nanti ongkos jahit masuk, persoalannya adalah surat pertanggungjawaban (SPJ)-nya," katanya.

Tags:    

Similar News