Pemkab Banyumas selidiki dugaan keracunan MBG yang dialami siswa SD

Update: 2025-09-26 07:50 GMT

Ilustrasi - Peserta didik TK Pamardisiwi, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (6/1/2025), menikmati menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). ANTARA/Sumarwoto

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Jawa Tengah, menyelidiki dugaan keracunan makanan yang dialami puluhan siswa sekolah dasar (SD) di Desa Pangebatan setelah mengonsumsi menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banyumas Taryono di Purwokerto, Banyumas, Jumat (26/09), mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas, Badan Gizi Nasional (BGN), dan Koordinator Wilayah Kecamatan (Konwircam) Disdik Karanglewas terkait dengan permasalahan tersebut

"Atas perintah Sekretaris Dinas Pendidikan, seluruh Korwilcam harus melaporkan secara berjenjang terkait dengan kegiatan MBG dan kejadian sekecil apapun agar dapat segera ditangani," katanya.

Ia mengatakan hal itu dilakukan karena pada awalnya Disdik Banyumas belum menerima laporan terkait kasus dugaan keracunan yang terjadi pada Selasa (23/9) dan Rabu (24/9) tersebut.

Oleh karena itu pihaknya segera melaporkan kejadian tersebut ke BGN dan meminta penghentian sementara pengiriman makanan MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat.

Ia menduga tidak sampainya laporan kejadian keracunan itu ke Disdik Banyumas karena adanya klausul dalam perjanjian kerja sama dengan SPPG yang mewajibkan pihak sekolah menjaga kerahasiaan jika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPRD Banyumas, kami sudah menyampaikan keberatan, dan pihak SPPG menyatakan akan mengubah isi perjanjian," kata Taryono.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinkes Kabupaten Banyumas Dani Esti Novia mengatakan pihaknya telah mengerahkan tim ke lapangan untuk menyelidiki kasus dugaan keracunan tersebut.

Berdasarkan informasi awal, lanjutnya, sekitar 70 siswa mengalami gejala mual, muntah, hingga radang tenggorokan sejak Selasa (23/9) dan Rabu (24/9). "Sementara ada 70 anak, tetapi kami masih menunggu hasil pemeriksaan tim di lapangan," katanya.

Sementara itu Kepala SD Negeri Pangebatan Riyadi memutuskan untuk menghentikan sementara penerimaan makanan Program MBG bagi siswanya menyusul dugaan keracunan yang dialami puluhan anak di sekolah tersebut.

“Mulai hari Rabu (24/9) sampai hari ini (26/9) tidak dikirim, sembari memantau kondisi anak-anak di sini. Kalau sekolah lain saya kurang tahu, yang saya tahu SDN 1 Kediri infonya juga menyetop," katanya

Ia mengatakan indikasi keracunan mulai diketahui setelah menerima telepon dari Kepala SD Negeri 2 Kediri, Kecamatan Karanglewas, pada Rabu (24/9) siang.

Dalam hal ini, kata dia, Kepala SD Negeri 2 Kediri menanyakan apakah SD Negeri Pangebatan mengalami permasalahan terkait dengan MBG.

"Setelah saya konfirmasi ke guru, kemudian kami cek, dan kami data, ternyata banyak siswa tidak masuk. Keterangan orang tua menyatakan anak-anak mengalami pusing, diare, mual, dan muntah,” katanya.

Berdasarkan catatan pihak sekolah, kata dia, hingga Jumat (26/9) masih ada puluhan siswa yang tidak masuk sekolah. Menurut dia, penghentian sementara distribusi menu MBG dilakukan semata-mata untuk memastikan keamanan dan kesehatan siswa.

"Kami juga terus berkoordinasi dengan guru, orang tua, dan tenaga kesehatan terkait perkembangan kondisi anak-anak yang terdampak," katanya.

Tags:    

Similar News