Gandeng media, Universitas Brawijaya kenalkan UB Forest
Sub Divisi Kehumasan Universitas Brawijaya (UB) mengadakan kegiatan Bincang Santai (BONSAI) bersama pakar, dan media bertemakan Inovasi Pengelolaan Hutan Pendidikan untuk Bumi yang Lestari di UB Forest, Selasa (23/9).
Sumber foto: AH Sugiharto/elshinta.com.
Sub Divisi Kehumasan Universitas Brawijaya (UB) mengadakan kegiatan Bincang Santai (BONSAI) bersama pakar, dan media bertemakan Inovasi Pengelolaan Hutan Pendidikan untuk Bumi yang Lestari di UB Forest, Selasa (23/9). Kegiatan ini dipusatkan di Pusat Kopi UB Forest di Sunberwangi, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso.
KaSub Divisi Kehumasan UB, Tri Wahyu Basuki mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin disamping dengan pakar juga bersama media. Apalagi kali ini digelar di Pusat Kopi UB Forest.
Sekretaris Universitas Brawijaya Malang, Dr. Tri Wahyu Nugroho S.P .,Msi mengapresiasi upaya yang digelar dalam bincang santai dengan suasana yang alami termasuk mengenalkan salah satu yang dimiliki oleh Universitas Brawijaya.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UB, Prof. Unti Ludigdo yang membawahi UB Forest menyatakan upaya Brawijaya adalah untuk dikembangkan untuk pelestarian.
“Sehingga apa yang kita kembangkan kali ini bukan merusak namun sebagai langkah pelestarian, karena itu di beberapa titik kita melarang adanya kegiatan off road dan trail di kawasan ini karena akan merusak bentangan hutan dan inilah yang tidak disadari oleh masyarakat dan UB Forest hadir dan akan terus dikuatkan pada kegiatan yang berorientasi kepada pemeliharaan kesehatan termasuk riset dan penelitian dan saat ini kita mencoba mengembangkan dengan berbagai kegiatan seperti tracking, trail run yang sekaligus mengenalkan UB Forest,“ ungkapnya.
Inovasi pengelolaan hutan pendidikan untuk bumi yang lestari dijelaskan oleh Dr. Mochammad Roviq, S.P., M.P., selaku Kepala UPT Pengelola Kawasan Hutan UB mengungkapkan kelestarian itu ada dua yakni memanfaatkan hutan dan perlindungan.
“Karena di dua bidang ini, tantangan perlindungan yang dihadapi hampir semua kawasan adalah ancaman dari masyarakat. Maka, pelaksanaan di dua hal ini kita melibatkan masyarakat,” tambah Dr. Roviq seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, AH Sugiharto, Selasa (23/9).