Gerakan Bali bersih kumpulkan 356 kilogram sampah
Yayasan Sahabat Multi Bintang (YSMB) bersama Seven Clean Seas (SCS) menyelenggarakan aksi bersih pantai di area tepi pantai Pandawa Watersport, Tanjung Benoa, Bali.
Sumber foto: Eko Sulestyono/elshinta.com.
Yayasan Sahabat Multi Bintang (YSMB) bersama Seven Clean Seas (SCS) menyelenggarakan aksi bersih pantai di area tepi pantai Pandawa Watersport, Tanjung Benoa, Bali.
Aksi bersih pantai diikuti oleh 105 peserta dan berhasil mengumpulkan 356 kg sampah. Melalui kegiatan ini, Yayasan Sahabat Multi Bintang dan Seven Clean Seas terus mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab di Bali.
Dilaksanakan bertepatan dengan World Clean Up Day 2025, kegiatan ini melibatkan masyarakat setempat, Karang Taruna, pelaku pariwisata, dan relawan untuk meningkatkan kesadaran soal polusi plastik sekaligus memperkuat pemberdayaan masyarakat.
Selepas kegiatan, peserta aksi mengikuti sesi edukasi untuk menumbuhkan kepedulian dan tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan Tanjung Benoa dipilih karena berada di Kabupaten Badung, salah satu wilayah penyumbang sampah terbesar di Bali pada 2024.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan, Bali menghasilkan lebih dari 1,16 juta ton sampah, dengan Kabupaten Badung menyumbang 199.810 ton atau sekitar 17% dari total tersebut.
Kondisi ini menciptakan tantangan lingkungan serius. Hal ini turut diperparah oleh meningkatnya jumlah wisatawan dan pertumbuhan penduduk yang menekan kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Menanggapi isu ini, Deny Giovanno, Chairperson dari Yayasan Sahabat Multi Bintang, menyampaikan bahwa YSMB ingin menjadi bagian dari solusi krisis sampah di Bali.
“Aksi bersih pantai ini bukan hanya soal mengurangi sampah, tapi juga bentuk dukungan terhadap ‘Gerakan Bali Bersih Sampah’. Bersama Seven Clean Seas, kami ingin ikut ambil peran aktif dalam menghadapi tantangan sampah di Bali sekaligus memantik gerakan lokal yang bisa menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli dan menjaga lingkungan,” kata Deny Giovanno, Chairperson dari Yayasan Sahabat Multi Bintang, Senin 22 September 2025.
Semangat kolaborasi juga sangat terasa dalam aksi bersih pantai ini. YSMB dan SCS mendapat dukungan tambahan dari Sekaa Teruna Teruni (STT) yang ikut membantu menyusun berbagai kegiatan, mulai dari aksi bersih pantai hingga program edukasi yang melibatkan komunitas pemuda lokal.
Kolaborasi ini ditujukan untuk merangkul dua desa wisata di pesisir Bali lewat rangkaian kegiatan yang edukatif, penuh aksi nyata, dan bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan alam Bali.
Lewat program pemberdayaan masyarakat, kegiatan bersih pantai, edukasi, hingga partisipasi langsung di lapangan, inisiatif ini ditargetkan menjangkau kurang lebih 8.000 orang.
“Dalam memilih lokasi kegiatan, kami memiliki beberapa kriteria, seperti potensi pariwisata, masalah lingkungan, dan kesiapan masyarakat untuk berkolaborasi,” kata Joshua Kauten, Partnership Manager dari Seven Clean Seas.
“Tanjung Benoa, misalnya, berada di hilir beberapa sungai, sehingga sangat rentan terhadap penumpukan sampah. Di sisi lain, kawasan ini sudah dikenal luas sebagai destinasi wisata. Karena itu, upaya pembersihan di sini perlu lebih ditingkatkan,” tegasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Eko Sulestyono, Senin (22/9).
Bagi YSMB, mendukung pariwisata yang bertanggung jawab juga berarti memperkuat komitmennya dalam melindungi lingkungan sekaligus menciptakan nilai bersama bagi masyarakat lokal.
Komitmen ini tercermin melalui berbagai kolaborasi dengan SCS, seperti peluncuran OTTER (Offshore & Tidal Trash Elimination Rig), kapal pengumpul sampah laut yang mulai beroperasi pada September 2025 untuk membersihkan sampah laut di sekitar Sanur, Serangan, dan Benoa.
Selain itu, YSMB dan SCS juga aktif melibatkan masyarakat lokal lewat berbagai kegiatan pemberdayaan, mulai dari edukasi lingkungan sampai aksi langsung yang bisa mengasah keterampilan dan kepemimpinan.
Upaya ini bukan cuma membuka peluang bagi masyarakat untuk ikut menentukan masa depan pariwisata di daerah mereka, tapi juga memperkuat peran mereka sebagai penjaga tradisi dan lingkungan.
“Dengan mendorong pariwisata yang bertanggung jawab, kita bisa ikut serta menjaga ekosistem laut Bali, mengurangi sampah plastik, dan mengajak konsumsi yang lebih bijak, sekaligus memberdayakan masyarakat untuk aktif jadi penjaga lingkungan,” kata kata Roland Bala, Advisor dari Yayasan Sahabat Multi Bintang dan President Director, Multi Bintang Indonesia.
“Lewat upaya ini, harapannya pariwisata bisa terus memberi manfaat jangka panjang, baik untuk masyarakat maupun lingkungan Bali,” lanjutnya.