Rumah apung rampung, warga Timbulsloko Demak akhirnya bisa nabung

Senyum sumringah menghiasi wajah Muslim (50), warga Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Sejak beberapa tahun terakhir, rumahnya selalu menjadi langganan renovasi kecil akibat terendam rob dan air pasang.

Update: 2025-10-07 09:40 GMT

Sumber foto: Joko Hendrianto/elshinta.com.

Senyum sumringah menghiasi wajah Muslim (50), warga Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Sejak beberapa tahun terakhir, rumahnya selalu menjadi langganan renovasi kecil akibat terendam rob dan air pasang.

Kini, setelah bantuan rumah apung dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah rampung, ia bisa bernapas lega.

Alhamdulillah, bantuan rumah apung dari Pak Gubernur Ahmad Luthfi sudah selesai dan bisa ditempati,” kata Muslim, ditemui di rumahnya, Senin (6/10/2025).

Menurutnya, rumah apung adalah jawaban atas keresahannya selama ini. Lebih dari 10 tahun, Muslim dan keluarga hidup dalam kepungan air pasang. Secara berkala, dia terus merenovasi rumahnya, karena air rob terus meninggi. Pendapatannya sebagai pencari kerang tidak cukup untuk biaya hidup. Hanya tersita untuk biaya meninggikan rumah.

“Sudah berkali-kali meninggikan rumah, tapi tiap tahun pasti terendam lagi. Ya, kerja mencari kerang paling sehari dapat Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu, habis buat biaya hidup,” ungkapnya.

Namun kini, Muslim bisa hidup jauh lebih tenang di rumah apung bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Selain bebas dari rob, uang yang biasa buat renovasi rumah lamanya, bisa ditabung dan untuk biaya sekolah anak.

“Alhamdulillah sekarang bisa menabung, dan juga bisa membiayai anak sekolah,” lanjutnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Selasa (7/10).

Begitu juga dengan Romani, penerima manfaat rumah apung yang lain. Rumahnya kini jauh lebih nyaman untuk dihuni. Terdapat ruang tamu dan dua kamar tidur.

“Wah, lebih nyaman di rumah apung. Kalau rumah yang lama sudah separuh kena rob. Jadi harus menunduk kalau di dalam rumah,” tuturnya.

Romani hidup bersama istri dan kedua buah hatinya. Selain nyaman, rumah apung membuat kedua anaknya mudah untuk belajar di rumah.

“Anak dua. Satu masih TK, dan satunya kelas enam SD. Kalau sekarang nyaman bisa belajar di rumah,” imbuhnya.

Kehidupan yang lebih layak itu membuat Romani lebih bersemangat bekerja untuk istri dan anaknya.

“Sekarang bisa menabung dan semangat kerja. Saya sebagai orang tua ingin anaknya jadi orang. Jangan sampai susah seperti saya,” jelasnya.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah, Boedyo Dharmawan, menyampaikan, program bantuan rumah apung di Desa Timbulsloko telah rampung. Pada tahap pertama, ada tiga unit rumah apung.

“Untuk penanganan dampak banjir rob di Sayung, ada berupa pembangunan rumah apung dan juga relokasi. Rumah apung ada tiga unit, dan relokasi juga tiga unit,” ujarnya.

Ditambahkan, bantuan di Desa Timbulsloko tersebut akan terus berlanjut, dari total 111 kepala keluarga atau rumah yang terdata layak menerima bantuan.

“Setelah tiga unit rampung, ke depan ada 17 warga yang tercatat mendapat banguan di tahap selanjutnya. Harapan kami bisa 100 persen dapat bantuan, tapi tentu melalui komunikasi dan koordinasi baik penerima maupun stakeholder,” terang Boedyo.

Dijelaskan, bantuan untuk penanganan dampak rob di Sayung dilakukan sesuai program prioritas Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, yakni pembangunan infrastruktur melalui permukiman layak huni.

“Sesuai arahan Pak Gubernur, kami terus melakukan kolaborasi sebagai langkah solutif penanganan di Sayung terutama di sektor perumahan,” ucapnya.

Menurut Boedyo, bantuan rumah apung bukan sekadar hunian, tetapi juga memberikan kehidupan yang lebih layak dan sehat.

“Jadi hidupnya bisa lebih sehat, dan anak-anak bisa belajar dengan baik di rumah,” tandasnya.

Tags:    

Similar News