9 Mei 2012 : Tragedi kecelakan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak
Elshinta.com, Indonesia diguncang oleh tragedi kecelakan pesawat yang melibatkan pesawat Sukhoi Superjet 100 pada 9 Mei 2012 silam. Pesawat ini mengalami kecelakaan tragis di Gunung Salak, Jawa Barat, menyebabkan kehilangan nyawa dan menimbulkan duka yang mendalam bagi banyak orang.
Elshinta.com - Indonesia diguncang oleh tragedi kecelakan pesawat yang melibatkan pesawat Sukhoi Superjet 100 pada 9 Mei 2012 silam. Pesawat ini mengalami kecelakaan tragis di Gunung Salak, Jawa Barat, menyebabkan kehilangan nyawa dan menimbulkan duka yang mendalam bagi banyak orang.
Sukhoi Superjet 100 adalah pesawat penumpang bermesin ganda yang dikembangkan oleh perusahaan penerbangan Rusia, Sukhoi Civil Aircraft Company, dalam upaya untuk bersaing di pasar internasional. Pada 9 Mei 2012, pesawat ini sedang dalam tahap demonstrasi penerbangan komersial di Indonesia, sebagai bagian dari tur promosi di Asia Tenggara.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 ini, dengan nomor registrasi 97004, lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, dengan pilot uji Vladimir Martynenko dan seorang kopilot Rusia lainnya, Alexander Krotov. Ada 45 orang di dalam pesawat, termasuk perwakilan maskapai penerbangan lokal dan wartawan.
Rute penerbangan itu seharusnya mengambil jalur melingkar, menunjukkan kemampuan pesawat dalam kondisi nyata. Namun, selama penerbangan, pesawat kehilangan kontak dengan menara kontrol udara. Setelah pencarian yang intensif, pecahan dan reruntuhan pesawat ditemukan di lereng Gunung Salak, sebuah gunung berapi aktif di Jawa Barat. Semua penumpang dan awak pesawat dinyatakan tewas.
Penyebab Kecelakaan
Berdasarkan hasil investigasi KNKT, terdapat setidaknya tiga kesalahan fatal pilot SSJ 100 yang membawa 45 penumpang tersebut.
Peta pada pesawat SSJ 100 tidak memuat informasi mengenai area yang dilintasi, yang tak lain merupakan sebuah wilayah imajiner yang melintang sepanjang 50 kilometer dari Tangerang hingga Cikeas, dengan lebar sekitar 20 kilometer.
Kondisi pilot yang tak menguasai medan dan kontur pegunungan Salak semakin diperparah dengan kondisi langit yang pada saat kejadian sangat tebal sehingga mempersempit jarak pandang.
Baca juga Pesawat Sukhoi Superjet 100 tabrak tebing Gunung Salak
Selain itu, diduga di kokpit ada seorang wakil dari calon pembeli yang menempati tempat duduk observer (jump seat). Hadirnya wakil dari calon pembeli inilah yang diduga kuat membuat hilangnya konsentrasi pilot dalam mengemudikan pesawat nahas itu.
Pasalnya, berdasarkan rekaman di menit-menit akhir, Yablonstev banyak melakukan komunikasi di luar konteks penerbangannya.
Kemudian, data penerbangan yang dibawa ke dalam pesawat. Hal ini membuat proses evakuasi menjadi tersendat dan keluarnya data korban yang simpang siur.