2 Oktober 2010: Petarukan jadi saksi tragedi kecelakaan KA Argo Bromo vs Senja Utama

Elshinta.com - Pada tanggal 2 Oktober 2010, Indonesia dikejutkan dengan tragedi kecelakaan kereta api yang melibatkan dua kereta penumpang, yaitu KA Argo Bromo Anggrek dan KA Senja Utama Solo. Kecelakaan yang terjadi di Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah ini menewaskan 36 orang dan melukai puluhan lainnya.

Update: 2024-10-02 06:00 GMT
Kecelakaan kereta api yang melibatkan dua kereta penumpang, yaitu KA Argo Bromo Anggrek dan KA Senja Utama Solo yang terjadi di Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah ini menewaskan 36 orang dan melukai puluhan lainnya. (https://tinyurl.com/55xdrcv7)

Elshinta.com - Pada tanggal 2 Oktober 2010, Indonesia dikejutkan dengan tragedi kecelakaan kereta api yang melibatkan dua kereta penumpang, yaitu KA Argo Bromo Anggrek dan KA Senja Utama Solo. Kecelakaan yang terjadi di Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah ini menewaskan 36 orang dan melukai puluhan lainnya.

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 03.00 WIB ketika KA Argo Bromo Anggrek jurusan Jakarta-Surabaya melaju dengan kecepatan tinggi. Saat itu, KA Senja Utama Solo yang melayani rute Pasar Senen-Solo sedang berhenti di jalur 3 Stasiun Petarukan karena menunggu kereta lain melintas. Namun, KA Argo Bromo Anggrek yang seharusnya masuk ke jalur 1 malah melaju di jalur yang sama dengan KA Senja Utama.

Diduga, masinis KA Argo Bromo Anggrek mengalami kegagalan dalam mengendalikan kereta sehingga menabrak bagian belakang KA Senja Utama. Benturan yang sangat keras menyebabkan gerbong paling belakang dari KA Senja Utama hancur dan terguling.

Investigasi awal menunjukkan bahwa kesalahan sinyal dan human error diduga kuat sebagai penyebab utama kecelakaan ini. Masinis KA Argo Bromo Anggrek diduga tidak mematuhi sinyal yang telah diberikan sehingga kereta api tersebut masuk ke jalur yang salah.

Pihak berwenang dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) segera melakukan penyelidikan mendalam. Selain itu, berbagai saksi di lokasi juga memberikan keterangan yang memperkuat dugaan bahwa terjadi kesalahan komunikasi antara petugas stasiun dan masinis KA Argo Bromo Anggrek.

Kecelakaan ini menyebabkan duka yang mendalam bagi keluarga korban. Tim SAR bersama dengan pihak KAI dan polisi segera melakukan evakuasi korban. Sebanyak 36 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara lebih dari 50 orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk yang mengalami cedera serius. Korban luka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

Pemerintah dan PT KAI menyampaikan belasungkawa mendalam atas kejadian tragis ini. Menteri Perhubungan saat itu, Freddy Numberi, menjanjikan investigasi menyeluruh untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan, sekaligus memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang kembali.

Pasca kecelakaan ini, PT KAI berjanji akan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap sistem pengendalian kereta api, khususnya terkait sinyal dan komunikasi antar petugas. Beberapa langkah perbaikan segera dilakukan, termasuk peningkatan pelatihan bagi para masinis dan petugas lapangan, serta modernisasi sistem sinyal dan teknologi pengendali kereta api.

Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam operasional kereta api dan menjadi salah satu kecelakaan kereta api terbesar dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Hingga saat ini, kecelakaan di Petarukan 2010 tetap dikenang sebagai momen kelam yang mengubah banyak aspek keselamatan transportasi di Indonesia.

Tags:    

Similar News