MRT Jakarta fase 2A gunakan dua metode konstruksi: Tunnel Boring Machine dan Box Jacking
Dalam proses pembangunan proyek MRT Jakarta Fase 2A, PT MRT Jakarta menerapkan dua metode konstruksi bawah tanah yang berbeda, yakni Tunnel Boring Machine (TBM) dan Box Jacking Method
Elshinta.com - Dalam proses pembangunan proyek MRT Jakarta Fase 2A, PT MRT Jakarta menerapkan dua metode konstruksi bawah tanah yang berbeda, yakni Tunnel Boring Machine (TBM) dan Box Jacking Method. Kedua metode ini dipilih untuk menyesuaikan dengan kondisi lapangan yang kompleks dan beragam di lintasan proyek, khususnya dari Bundaran HI menuju Kota Tua.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Weni Maulina, menjelaskan bahwa metode TBM menggunakan mesin pengebor terowongan berbentuk silinder besar dengan sistem kerja otomatis dan presisi tinggi.
Hal itu ia disampaikan saat acara Media Fellowship Program PT MRT Jakarta di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat Kamis, (17/5/2025).
“TBM itu bentuknya melingkar, dilengkapi dengan mesin bor yang disebut cutter head yang berputar untuk menembus tanah. Saat pengeboran berlangsung, bagian belakang mesin langsung memasang dinding permanen dari segmen-segmen beton. Seluruh prosesnya terintegrasi dalam satu sistem mesin,” ujar Weni.
Ia menambahkan bahwa segmen dinding beton tersebut telah diproduksi terlebih dahulu di Cikarang, dan satu lingkaran terdiri dari enam bagian yang dirakit di dalam terowongan. Panjang setiap segmen sekitar 1,5 meter.
Sementara itu, metode Box Jacking bekerja dengan prinsip yang berbeda. “Kalau box jacking itu seperti mendorong kotak besar ke dalam tanah secara horizontal menggunakan sistem hydraulic jacking. Setelah struktur utama didorong masuk, baru dilakukan penggalian dan pemasangan dinding penahan secara manual di bagian belakang,” jelas Weni.
Metode box jacking biasanya digunakan di area yang sensitif, seperti dekat bangunan cagar budaya atau kawasan padat yang memerlukan gangguan seminimal mungkin terhadap permukaan.
Dengan menggunakan kombinasi dua metode ini, PT MRT Jakarta berupaya memastikan pembangunan berjalan efisien, aman, dan minim risiko terhadap lingkungan sekitar.
Proyek Fase 2A MRT Jakarta saat ini telah mencapai progres sekitar 49,99 persen dan ditargetkan rampung sepenuhnya pada akhir tahun 2029. (Arie Dwi Prasetyo)